Cedera
:adalah suatu keadaan terjadinya kerusakan pada jaringan baik pada otot,
tulang, soft tissue (ligament, tendon). Sedangkan Cedera Olahraga :adalah segala
bentuk kerusakan jaringan sebagai akibat aktifitas olahraga.dimana terjadi
ketidakmampuan jaringan dan organ tubuh lainnya dalam menerima beban latihan
saat berolahraga.
Faktor yang mempengaruhi cedera
olahraga:
- Kondisi individu / perseorangan, kondisi individu yang dimaksudkan adalah Umur, Jenis kelamin, Pengalaman, Pemanasan (warming up), Kelainan postur dll.
- Sarana olahraga, Peralatan yang bentuk dan ukurannya tidak sesuai dengan masing-masing individu akan memudahkan terjadinya cedera.(misal sepatu yang tidak pas)
- Karakteristik olahraga, Jenis olahraga akan mempengaruhi bagian tubuh yang rentan cedera, oleh karena itu bila diperlukan dapat menggunakan pelindung tubuh sesuai kebutuhan
- Lingkungan fisik, Suhu dan kelembaban udara yang ekstrem mempengaruhi tubuh saat berolahraga
Bentuk cedera olahraga yang sering
terjadi:
1.Strain:
kerusakan
yang terjadi pada tendon/otot karena
penggunaan atau peregangan yang berlebihan.
2.Sprain:
kerusakan
yang terjadi pada ligament karena
penggunaan atau peregangan yang berlebihan.
3.Contusio(benturan)
kerusakan yang terjadi pada jaringan
lunak karena benturan langsung pada otot atau ligamen. Bila disertai perdarahan
disebut haematom (memar).
4.Dislocation
merupakan pergeseran letak sendi
dari tempat yang seharusnya disertai dengan kerusakan kapsul sendi dan ligamen
yang mengelilinginya
5.Fraktur/ patah tulang
Merupakan terputusnya kontinuitas
(diskontinuitas) dan atau tulang rawan baik komplit maupun tidak komplit.
6.Muscle Cram (kram otot)
merupakan kelainan pada otot akibat
gangguan sirkulasi darah
7.Luka
hilangnya/ diskontinuitas jaringan
yang menyebabkan terpaparnya jaringan dengan luar tubuh, Misal
:lecet, sobek.
Fase cedera:
1.Akut
Fase
trauma langsung dari beban berlebihan
secara tiba-tiba atau mikrotrauma
2.Subakut / overuse
Terjadi
saat ada peningkatan beban pada jaringan tubuh yang terjadi secara kumulatif
3.akut/Kronis
Gabungan
beban kumulatif dan beban tiba-tiba.Pada kondisi ini tanpa disertai tanda
inflamasi.
Secara
Prinsip seperti pula pada cedera yang lain maka upaya penyembuhan adalah
memberikan kesempatan jaringan untuk sembuh baik sehingga tidak menimbulkan
jaringan yang tidak diinginkan. Oleh sebab itu prinsip fisioterapi pada kondisi akut mempunyai
program yang sangat terkenal yaitu berikan PRICER, hindari HARM.
•
Protect: melindungi jaringan yang mengalami cedera
dengan mengistirahatkannya.
•
Rest: Jaringan yang terkena cedera harus diistirahatkan dalam kurun waktu tertentu
agar mendapatkan kesempatan untuk sembuh. Rest atau immobilisasi dapat
diberikan elastic bandage, gips, brace, splinting dll.
•
Ice: yaitu diberikannya pengobatan dengan
es dengan tujuan untuk menahan vasodilatasi (pelebaran pada pembuluh darah) dan
agar terjadi vasokonstriksi. Pemberian kompres es ini lebih baik dilakukan
selama waktu 10 menit dengan interval dari pada terus-menerus.
•
Compression: pemberian
tekanan yang rata dengan tujuan untuk mencegah pembengkakan yang berlebih.
Compression diberikan dengan elastic bandage atau dengan bahan elastic lainnya
misalnya ankle decker, knee decker.
•
Elevation: yaitu
menaikkan anggota tubuh cedera agar dapat membantu pengembalian darah ke
jantung.
•
Refferal: rujuk
ke tenaga medis yang ahli
sesuai
cedera (misal ortopaedi pada kondisi fraktur)
Hindari HARM:
•
Alcohol: pemberian ini dapat menyebabkan nekrosis serta meningkatkan pembengkakan
•
Running: exercise serta melanjutkan aktivitas olahraga akan memperburuk cidera.
•
Massage: pemijatan pada area cedera pada masa akut akan menyebabkan kerusakan jaringan.
Komentar
Posting Komentar